Zakat Penghasilan
Zakat pemasukan ataupun yang diketahui pula bagaikan zakat pekerjaan; zakat pemasukan merupakan bagian dari zakat mal yang harus dikeluarkan atas harta yang berawal dari pemasukan atau pemasukan teratur dari profesi yang tidak melanggar syariah. Nishab amal pemasukan sebesar 85 gr emas per tahun. Kandungan amal pemasukan senilai 2, 5%.
Ajaran Badan Ulama Indonesia( MUI) menarangkan, pemasukan yang diartikan yakni tiap pemasukan semacam pendapatan, bayaran, imbalan, pelayanan, serta lain- lainnya yang didapat dengan metode halal, bagus teratur semacam administratur negeri, karyawan, pegawai, ataupun tidak teratur semacam dokter, pengacara, konsultan, serta sejenisnya, dan pemasukan yang didapat dari profesi leluasa yang lain.
Dalam praktiknya, zakat pemasukan bisa ditunaikan tiap bulan dengan angka nishab perbulannya merupakan sebanding dengan angka seperduabelas dari 85 gr kencana( menjajaki harga Buy Back kencana pada hari dimana amal hendak ditunaikan), dengan kandungan 2, 5%. Jadi bila pemasukan tiap bulan sudah melampaui angka nishab bulanan, hingga harus dikeluarkan zakatnya sebesar 2, 5% dari penghasilannya tersebut
Terdapat banyak tipe pekerjaan dengan pembayaran teratur ataupun tidak, dengan pemasukan serupa serta tidak dalam tiap bulannya. Bila pemasukan dalam 1 bulan tidak menggapai nishab, hingga hasil pemasukan sepanjang 1 tahun digabungkan ataupun dihitung, setelah itu amal ditunaikan bila pemasukan bersihnya telah lumayan nishab.
Nishab Amal Penghasilan 85 gr emas
Kandungan Amal Penghasilan 2, 5%
Haul 1 tahun
Metode membagi Amal Pemasukan:
2, 5% x Jumlah pemasukan dalam 1 bulan
Ilustrasi:
Bila harga emas pada hari ini sebesar Rp800. 000 atau gr, hingga nishab amal pemasukan dalam satu tahun merupakan Rp68. 000. 000,-. Pemasukan Ayah Fulan sebesar Rp10. 000. 000 atau bulan, ataupun Rp120. 000. 000,- dalam satu tahun. Maksudnya pemasukan Ayah Fulan telah harus amal. Hingga amal Ayah Fulan merupakan Rp250. 000,- atau bulan.
Tunaikan amal pemasukan kamu ke BAZNAS dengan metode klik di sini
( Pangkal: Al Quran Surah Al Baqarah bagian 267, Peraturan Menteri Agama No 31 Tahun 2019, Ajaran MUI No 3 Tahun 2003, serta opini Shaikh Yusuf Qardawi).