Memandikan jenazah adalah salah satu dari rangkaian kewajiban umat Islam terhadap sesama Muslim yang telah meninggal dunia. Proses ini harus dilakukan dengan penuh kehormatan dan sesuai dengan aturan-aturan syariat Islam.
Menukil dari kitab Ahkam al-Janaiz oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani yang diterjemahkan Ahmad Dzulfikar, wajib hukumnya bagi muslim untuk memandikan jenazah sesamanya. Selain itu, muslim juga harus bersegera dalam melakukannya.
Orang yang memandikan jenazah harus beragama Islam dan disunnahkan bagi mereka yang merupakan muhrim dan jenazah tersebut, dapat dipercaya serta memiliki pengetahuan mengenai tata cara memandikan jenazah. Apabila jenazahnya laki-laki, maka yang memandikan harus laki-laki. Begitu pula dengan jenazah perempuan yang harus memandikan perempuan.
Tata Cara Memandikan Jenazah yang Benar
Mengutip buku Pedoman Tata Cara Mengurus Jenazah oleh Muhammad Sauqi, berikut tata cara memandikan jeazah yang benar.
- Membaca niat.
- Meletakkan jenazah di tempat yang tinggi dengan tujuan air yang disiramkan ke tubuh mayit cepat mengalir.
- Melepas pakaian jenazah lalu ditutup dengan kain agar auratnya tidak terlihat.
- Orang yang memandikan jenazah hendaknya menggunakan sarung tangan, terutama dalam menggosok badan jenazah.
- Mengurut perut jenazah dengan pelan untuk menegeluarkan sisa kotoran yang ada di dalam tubuh jenazah.
- Mulai membasuh anggota badan jenazah dengan menyiramkan air ke seluruh tubuh menggunakan sapu tangan yang bercampur dengan sabun, caranya perlahan basuh dari bagian atas menuju bawah jenazah.
- Jika jenazah memiliki penyakit kulit maka ditambah air hijau.
- Jika jenazah terluka parah maka ditambah air asam kamal.
- Bagian dubur dan kubul si mayat dibersihkan biasanya disebut dengan memirandu. Caranya dengan menggunakan kain yang sudah dijahit diletakkan di jari kiri tengah dengan cara menarik keatas dengan lembut sampai qubul dan duburnya kesat serta tidak ada kotoran lagi.
- Mewudhukan jenazah sambal berniat.
- Membasuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan handuk atau kain yang bersih agar tidak membasahi kafan yang membungkusnya.
- Beri jenazah wewangian setelahnya.
Doa yang Dibaca saat Memandikan Jenazah
- Niat Memandikan Jenazah
Jika jenazahnya laki-laki maka membaca niat berikut,
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذَا الْمَيِّتِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaytul ghusla lihadza al mayyiti lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat untuk memandikan mayat laki-laki ini karena Allah Ta’ala.”
Namun, apabila jenazahnya perempuan maka bacaannya sebagai berikut,
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaytul ghusla lihadzihi al mayyitati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat untuk memandikan mayat perempuan ini karena Allah Ta’ala.”
- Doa saat Mamiradu Qubul dan Dubur Jenazah
نَوَيْتُ الْإِسْتِنْجَاءَ لِهَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا اللهُ تَعَالَى
Arab latin: Nawaytul istinja’a lihadzzaal mayyiti fardhan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berniat istinja untuk jenazah ini fardhu karena Allah SWT” - Niat Mewudhukan Jenazah
Ketika akan mewudhukan mayat, orang yang memandikan jenazah harus membaca niat mewudhukan. Berikut niatnya jika jenazah tersebut seorang laki-laki.
نَوَيْتُ الْوُضُوءَ لِهَذَا الْمَيِّتِ اللَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaytul wudhu’a lihadzaal mayyiti lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berwudhu untuk jenazah laki-laki ini karena Allah Ta’ala”
Apabila jenazahnya perempuan, maka bacaannya menjadi sebagai berikut,
نَوَيْتُ الْوُضُوءَ لِهَذِهِ الْمَيْتَةِ اللَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaytul wudhu’a lihadzihil mayyitati lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berwudhu untuk jenazah perempuan ini karena Allah Ta’ala”
Itulah tata cara memandikan jenazah beserta niat dan doa yang dipanjatkan. Semoga bermanfaat.